Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan Indonesia sebentar lagi akan impor minyak bumi hingga 100%. Untuk itu kelapa sawit bisa menjadi tambahan bahan bakar. "Kita dalam waktu dekat akan menjadi net importir. Kita akan impor 100% bahan bakar minyak kita," ujarnya dalam debat pilpres, Minggu (17/2).
Prabowo menambahkan sawit bisa menjadi biodiesel dan bisa meningkatkan pendapatan petani yang sekarang sedang jatuh. "Kita bisa meningkatkan harga dan juga harus konsekuen untuk meningkatkan kesejahteraan perkebunan inti rakyat," ujarnya.
Fakta
Mengacu data dari Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 dan SKK Migas menyebutkan bahwa pada tahun ini, pemerintah menargetkan lifting minyak hanya 750.000 barel per hari (bph). Padahal tahun lalu target lifting minyak 800.000 bph.
Bukan hanya di 2019, dalam jangka menengah yakni 2020 hingga 2022, target bawah lifting minyak juga cenderung semakin rendah. Pada tahun 2020, misalnya, target lifting minyak berkisar 695.000 bph–840.000 bph. Sedangkan target di 2021 hanya 651.000 bph–802.000 bph, dan di 2022 turun lagi menjadi 589.000 bph–800.000 bph. Sehingga impor 100% minyak bumi belum akan terjadi dalam waktu dekat.
Sementara Adhityani Putri dari Yayasan Indonesia Cerah menyatakan Indonesia merupakan produsen minyak, sehingga tidak dapat dibayangkan bahwa Indonesia akan 100% impor minyak bagi kebutuhan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bagi transportasi dan ketenagalistrikan dalam negeri.
Selain itu, Indonesia akan mulai melakukan elektrifikasi transport secara bertahap, yaitu dengan mendorong manufaktur dan penjualan kendaraan listrik (mobil dan motor) dan ada substitusi parsial BBM dengan bahan bakar nabati (BBN).
Selain itu, pemerintah juga sudah secara agresif menurunkan penggunaan diesel untuk pembangkitan listrik. Sedangkan pemanfaatan untuk kebutuhan rumah tangga (cooking fuel) juga sudah disubstitusi dengan gas.
Sehingga ada indikasi bahwa di jangka menengah akan terjadi stabilisasi permintaan BBM dan bahkan berbagai proyeksi menunjukkan penurunan di jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News