kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia menjadi tujuan wisata halal nomor wahid, apa benar?


Minggu, 14 April 2019 / 10:32 WIB
Indonesia menjadi tujuan wisata halal nomor wahid, apa benar?

Reporter: Azis Husaini, Jane Aprilyani | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Joko Widodo Capres Nomor Urut 01 menyebutkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara nomor 1 untuk tujuan wisata halal. Hal itu diungkapkan Jokowi saat debat capres tadi malam.

Benarkah yang diungkap Jokowi atau hanya sekadar klaim? Menteri Pariwisata, Arief Yahya menargetkan, Indonesia berada pada peringkat pertama sebagai destinasi pariwisata halal dunia versi GMTI pada tahun ini.

"Ini didukung oleh pertumbuhan wisata halal kita tahun ini mencapai angka tertinggi sekitar 42%," katanya dalam siaran persnya, Rabu (13/3).

Oleh karena itu, target kunjungan wisatawan "halal tourism" dunia ke Indonesia tahun ini didongkrak menjadi sebanyak 5 juta atau tumbuh 42 persen dari tahun lalu sebanyak 3,5 juta. Untuk mencapai itu, Kemenpar menggunakan IMTI sebagai standar kerja pengembangan wisata halal Indonesia menuju ranking pertama GMTI 2019.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3 Halal) Kemenpar, Anang Sutono menjelaskan, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi sangat tinggi untuk menjadi pemain global dengan menjadi tujuan wisata halal terfavorit kelas dunia.

“Pada 2017 Indonesia bisa menjaring 1,95 juta wisman 'halal tourism' atau tumbuh 15% dengan perolehan devisa mencapai Rp 27 triliun,” kata Anang Sutono.

Sementara CEO Crescentrating.com & HalalTrip.com, Fazal Bahardeen menekankan peluang Indonesia sangat besar dalam menarik wisatawan muslim dunia. Fazal melihat tahun 2020 diproyeksikan Indonesia mencapai 158 juta wisatawan muslim dengan pertumbuhan sekitar 6%.

Sementara GMTI memproyeksikan pada 2020 jumlah wisatawan muslim dunia mencapai 158 juta dengan total pembelanjaan sebesar US$ 220 miliar atau setara Rp 3,08 triliun. Pertumbuhan tersebut diharapkan terus meningkat menjadi US$ 300 miliar atau setara Rp 4,2 triliun pada 2026.

Sebelumnya, IMTI 2019 menetapkan 10 destinasi wisata halal unggulan Indonesia yakni Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur (Malang Raya), Lombok, dan Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).

Tahun lalu IMTI menetapkan Lombok berada pada urutan pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik di Indonesia dan Aceh di urutan kedua.

Lombok jadi tujuan

Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali terpilih sebagai destinasi wisata halal (halal tourism) terbaik di Indonesia dengan nilai skor tertinggi mencapai 70 mengungguli 10 destinasi lain di Tanah Air.

Muslim Travel Index (IMTI) 2019 dalam laporannya menyebutkan, 10 destinasi wisata halal unggulan Indonesia (Lombok, Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, Jakarta.

Lalu ada Sumatera Barat, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur (Malang) dan sekitarnya, Sulawesi Selatan dan sekitarnya mempunyai nilai rata-rata sebesar 55, tertinggi skor 70 dicapai destinasi Lombok, sedangkan skor terendah 33 diperoleh destinasi Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya).

“Hasil IMTI 2019 menunjukkan terjadinya peningkatan skor di 10 destinasi wisata unggulan Indonesia,” kata Fazal Bahardeen CEO CrescentRating dan HalalTrip.

Sementara itu pada IMTI 2018, 10 destinasi unggulan mencatatkan skor tertinggi 58 yang diperoleh Lombok dan terendah destinasi Sulawesi Selatan (Makassar dan sekitarnya) sebesar 30.

Deputi bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, Indonesia sebagai pemain global halal tourism harus menggunakan standar global yang untuk wisata halal mengacu pada GMTI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×