Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak melalui feasibility study yang baik.
"Saya menghargai niat pak Jokowi dalam memimpin pembangun infrastruktur. Tapi yang dilakukan oleh tim Jokowi itu bekerjanya kurang efisien," katanya dalam debat capres di Hotel Sultan, Minggu (17/2).
"Banyak Infrastruktur yang dilakukan grusa grusu tanpa feasibility study yang benar, sehingga mengakibatkan proyek ini rugi sangat sulit dibayar. Ini yang jadi masalah. Infrastruktur untuk rakyat bukan, rakyat untuk infrastruktur," imbuhnya.
Menurutnya, proyek infrastruktur saat ini hanya menjadi monumen seperti LRT Palembangan, Bandara Kertajati, dan lain-lain.
Fakta
Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) menyebutkan pembangunan proyek infrastruktur sudah melewati tahapan financial feasibility study dan feasibility study. Adapun Elrika Hamdi dari Energy Finance Analyst IEEFA menyatakan, semua proyek infrastruktur pasti menggunakan feasibility study dan detailed engineering design sebagai pedoman pembangunan bagi para kontraktor sipil atau EPC.
Bila tidak ada feasibility study dan detailed engineering design, maka tidak mungkin kontraktor dapat melakukan pembangunan. Namun memang keandalan feasibility study dan detailed engineering design dari masing-masing proyek terkadang dipertanyakan, terutama yang berhubungan dengan dampaknya terhadap lingkungan.
Dokumen feasibility study dan detailed engineering design seharusnya tidak hanya mencakup teknikal dan finansial, namun juga meliputi pemeliharaan lingkungan dan perlindungan terhadap masyarakat indigenous dan pemerataan gender.
Dalam pembuatan infrastruktur besar seharusnya seluruh dokumen feasibility study dan detailed engineering design lengkap dan sesuai dengan standar international, salah satu yang sering dipakai adalah IFC Performance Standard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News